By : @desimanda
tepatnya hari ini, genap sudah gue nyandang status sarjana, namun secara kasar menjadi status jobless alias pengangguran alias beban pemerintah atau lebih kasarnya lagi sampah ibu kota. menjadi orang yang beruntung karena memiliki ijazah sarjana dan lembar akta mengajar yang cukup buat nyari sumber penghasian, tapi entah karena gue masih pengen jadi penggangguran sampah ibu kota tadi -dengan iming-iming hidup nyantai, memanjakan diri setelah 4 tahun menjalin kasih dengan dunia perkuliahan yang lebih kejam dari pada dunia lain- atau emang gua terlalu pemilih dalam hal passion ke dunia kerja.gue saat ini (sedang) menjadi tipe orang yang sok-sok ga butuh banget ama kerjaan dan duit tentunya. karena kerja kan karena kita butuh duit. gue masih terlalu milih-milih lowongan kerja apa yang akan gue apply or say "hallo am not interest with this job".
dengan alasan nyari lowongan kerja, hampir tiap hari saya hamba sahaya yang tidak memiliki laptop ataupun modem ini pergi ke warnet (padahal dari dulu emang suka ke warnet, cuma belum nemu alasan yg agak intelek aja). gue pun mendaftar jadi anggota beberapa badan pencari kerja, yang dengan mengunduh CV dan tetek bengek nya maka kita bakalan dikirimin info ke email kalo ada lowongan kerja. karena pada dasarnya niat ke warnet untuk nyari kerja itu cuma klise, ya iyalah selebihnya gue kebanyakan buka twitter dan dedengkotnya, so kadang kalo ada info lowongan kerja, asal sesuai minat gue tanpa gue baca deskripsi cara kerja nya, langsung aja gue apply.
kemaren ceritanya gue dateng untuk memenuhi panggilan tes tertulis di sebuah bank berbasis bank internasional yang pusatnya katanya sih ada di London, nama bank nya H**C. pas ditelepon beberapa hari sebelumnya gue semept lupa kalo gue pernah daftar di bank ini dan entah melamar untuk bagian apa. alhasil pas hari H gue baru tau ternyata gue waktu itu ngelamar jd Bank Officer. hmmm nama yg cukup keren. peserta tes lainnya sungguh seperti yang gue bayangkan, bahwa gue akan tes di salah satu bangunan terkenal di daerah Gatot Subroto, maka yg datang dan yang ada disana adalah orang-orang bertampang keren dan rapih juga dengan tentengan yang menunjukkan bahwa mereka lumayan atau sangat tajir. huks. oh i be a peculiar here.
setelah dibriefing ama salah satu orang terpandang di bank itu, oya terpandang coz dia udah jadi kepala bagian apa gitu, bodo amat dah. gue shock setelah tau job desk gue tar ga beda jaug dari kata marketing dan sales. bidang yang teramat sangat gue hindari dengan alsan gue bukan orang yang pinter ngebujuk orang untuk jadi nasabah atau sebagainya. gue ngerjain tes dengan niat ga penuh, setelah tes tertulis selesai, kira-kira 15 menit di umumni siapa yang berhak masuk ke tahap wawancara. gue berdoa moga gue ga lulus. dan Alhamdulillah ga lulus. pulang lah gue, turun dari ke lt.23 ke lantai dasar dengan gaya yang agak katro.
yeah i be a peculiar here.
By : @desimanda
tepatnya hari ini, genap sudah gue nyandang status sarjana, namun secara kasar menjadi status jobless alias pengangguran alias beban pemerintah atau lebih kasarnya lagi sampah ibu kota. menjadi orang yang beruntung karena memiliki ijazah sarjana dan lembar akta mengajar yang cukup buat nyari sumber penghasian, tapi entah karena gue masih pengen jadi penggangguran sampah ibu kota tadi -dengan iming-iming hidup nyantai, memanjakan diri setelah 4 tahun menjalin kasih dengan dunia perkuliahan yang lebih kejam dari pada dunia lain- atau emang gua terlalu pemilih dalam hal passion ke dunia kerja.gue saat ini (sedang) menjadi tipe orang yang sok-sok ga butuh banget ama kerjaan dan duit tentunya. karena kerja kan karena kita butuh duit. gue masih terlalu milih-milih lowongan kerja apa yang akan gue apply or say "hallo am not interest with this job".
oh i be a peculiar here.
yeah i be a peculiar here.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar